Penulis:
Dr. Elsa Silvia Nur Aulia, M.Pd
KK Ilmu-Ilmu Kemanusiaan
Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB
Pentingnya Literasi Visual dan Peran "Read Aloud"
Purwakarta – Anak-anak masa kini tumbuh dalam lingkungan yang dipenuhi elemen visual, mulai dari buku bergambar, ilustrasi, hingga media digital interaktif. Dalam konteks ini, kemampuan untuk memahami dan menyampaikan informasi secara visual menjadi keterampilan penting yang perlu dikembangkan sejak dini.
Salah satu pendekatan efektif dalam menumbuhkan literasi visual anak adalah melalui buku bergambar. Buku jenis ini membantu mengasah imajinasi, memperkuat pemahaman cerita, dan mendorong kemampuan berpikir kritis. Metode read aloud (membacakan buku bergambar dengan lantang) terbukti dapat meningkatkan kemampuan membaca, memahami narasi, sekaligus menumbuhkan kecintaan anak terhadap buku. Melalui metode ini, anak tidak hanya mendengarkan cerita, tetapi juga aktif mengamati ilustrasi, menafsirkan makna, dan berdiskusi tentang isi buku. Proses ini secara langsung mendukung perkembangan literasi visual mereka.
Indonesia memiliki lebih dari 1.300 kelompok etnis dengan keragaman budaya yang sangat kaya. Di tengah arus budaya populer dari luar, memperkenalkan nilai-nilai budaya lokal kepada anak-anak menjadi semakin penting. Buku bergambar bertema budaya Nusantara bisa menjadi jembatan yang efektif untuk memperkenalkan kekayaan ini secara menyenangkan dan mudah dicerna. Melalui read aloud, anak-anak diajak memahami perbedaan dan persamaan budaya di Indonesia, serta menumbuhkan sikap inklusif, toleran, dan rasa bangga terhadap warisan budaya mereka sendiri.
Namun demikian, peran read aloud dalam memperkuat literasi visual dan membangun kesadaran budaya anak-anak masih jarang mendapat perhatian serius. Sebagian besar penelitian masih berfokus pada aspek linguistik, seperti peningkatan kosakata, tanpa banyak menggali potensi metode ini dalam membentuk pemahaman visual dan kultural anak.
Menanggapi hal ini, tim pengabdian masyarakat dari Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung menyelenggarakan kegiatan “Berpetualang dalam Literasi Visual” di SDN Sukamaju, Desa Sukamaju, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta. Kegiatan yang diketuai oleh Dr. Elsa Silvia Nur Aulia, M.Pd. ini bertujuan untuk memperkenalkan read aloud sebagai metode pembelajaran yang tidak hanya memperkuat literasi visual, tetapi juga menjadi sarana mengenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada siswa sekolah dasar.
Gambaran Kegiatan Pengabdian Masyarakat
Purwakarta, 17 Juli 2025 – Suasana di SDN Sukamaju, Purwakarta, semarak dengan dimulainya kegiatan "read aloud" yang diinisiasi oleh tim Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung. Acara dibuka oleh Dr. Epin Saepudin, M.Pd, bersama Kepala Sekolah SDN Sukamaju. Dalam sambutannya, Kepala Sekolah menekankan pentingnya membaca sebagai kunci kesuksesan. "Kami berharap, program semacam ini dapat terus berlanjut," ujarnya, "guna memperkaya pengetahuan anak-anak kami di sini."
Selanjutnya, Dr. Riama Maslan Sihombing, M.Sn., membacakan cerita rakyat Sulawesi berjudul "Anjing, Kucing, dan Tikus". Murid-murid menyimak dengan tenang, menunjukkan rasa ingin tahu. Keingintahuan mereka berlanjut ke sesi menggambar dan menceritakan kembali kisah yang baru saja didengar. Sesi ini dipandu oleh mahasiswa yaitu Kiki, Abidzar, Bintang, dan Riyadi. Hasil gambarnya beragam, mulai dari rumah nenek hingga hewan peliharaan, kemudian mereka juga menceritakan kembali cerita yang dipahami di atas kertas.
Keseruan berlanjut di luar kelas. Anak-anak kelas III diajak bermain berbagai permainan, seperti estafet makan, menyelesaikan puzzle, dan menyusun menara gelas. Kegiatan yang penuh kegembiraan ini diakhiri dengan pengumuman pemenang lomba menggambar dan bercerita terfavorit, serta juara permainan luar ruangan, yang disampaikan oleh Dr. Elsa Silvia Nur Aulia, M.Pd. Hari itu menjadi pengalaman berkesan bagi seluruh siswa SDN Sukamaju.
Tanggapan Perwakilan Guru
"Kami, para guru di SDN Sukamaju, sangat antusias dan berterima kasih atas inisiatif tim FSRD ITB melalui program 'Bertualang dalam Literasi Visual' ini," ujar salah satu guru kelas III di SDN Sukamaju. "Kegiatan 'read aloud' yang dipadukan dengan aktivitas menggambar dan bercerita kembali, apalagi ditambah permainan di luar ruangan, benar-benar berhasil membangkitkan semangat belajar anak-anak. Mereka jadi lebih berani berekspresi dan rasa ingin tahu mereka terhadap buku cerita makin besar."
Guru guru juga melanjutkan, "Pentingnya literasi visual di era sekarang ini sudah tidak bisa ditawar lagi. Anak-anak kami butuh bekal lebih dari sekadar membaca teks, mereka harus bisa memahami gambar dan pesan di baliknya. Program ini sangat relevan dengan kebutuhan itu. Semoga kolaborasi baik ini bisa terus berlanjut, kami siap mendukung penuh agar anak-anak di SDN Sukamaju terus mendapatkan insight baru dan semakin mencintai budaya kita lewat buku-buku bergambar yang menarik." Beliau juga berharap bahwa modul dan pelatihan yang diberikan bisa menjadi bekal berharga bagi para guru untuk meneruskan semangat literasi ini secara mandiri di sekolah.
Keberlanjutan Program
Program "Bertualang dalam Literasi Visual" di SDN Sukamaju, Purwakarta, adalah langkah awal dari komitmen jangka panjang. Tim percaya bahwa dampaknya perlu terus terasa dan berkembang. Oleh karena itu, ada beberapa rencana kunci yang tim siapkan untuk memastikan program ini bisa terus memberi manfaat bagi anak-anak di sana.
Tim akan fokus pada pengembangan modul praktis untuk literasi visual dan "read aloud". Tujuannya agar guru dan orang tua bisa terus mengaplikasikan metode ini secara mandiri, lewat panduan berisi teori dan beragam aktivitas interaktif yang sudah terbukti seru.
Penguatan guru dan komunitas lokal juga jadi prioritas. Tim akan mengadakan lokakarya lanjutan untuk melatih guru-guru SDN Sukamaju secara lebih mendalam tentang teknik "read aloud" yang efektif, pemilihan buku bergambar bernuansa budaya lokal, dan strategi memupuk pemahaman visual anak. Dukungan dari Kepala Sekolah dan para guru kemarin sangat meyakinkan kami bahwa semangat ini akan terus hidup.
Keterlibatan mahasiswa akan terus didorong. Mahasiswa yang sedang tugas akhir atau KKN nantinya dapat diarahkan ke SDN Sukamaju. Mereka bisa membawa ide-ide segar, koleksi buku baru, serta membantu murid-murid mendapatkan wawasan lebih dalam tentang cerita dan budaya, sekaligus menjadi pendamping bagi guru dalam menerapkan modul yang ada. Ini adalah transfer pengetahuan dua arah yang saling menguntungkan.
Terakhir, tim berencana memperkaya koleksi buku bergambar bertema Nusantara di sekolah. Dengan menjajaki donasi atau kolaborasi dengan penerbit, tim berharap anak-anak punya lebih banyak pilihan cerita untuk dijelajahi, sehingga pemahaman dan kecintaan mereka pada budaya Indonesia makin mendalam. Harapannya, program ini bukan sekadar kegiatan sesaat, tapi menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya membangun literasi visual dan pelestarian budaya di SDN Sukamaju.