Penulis:
Dr. Nina Siti Aminah, S.Si., M.Si
Kelompok Keilmuan Fisika Instrumentasi dan Komputasi
Salah satu bencana alam utama adalah tsunami. Tsunami bertanggung jawab atas kerusakan luas di pesisir dan daerah Pelabuhan. Dalam beberapa kasus near-source-generated tsunami, gelombang pertama mungkin tiba dalam beberapa menit, jadi waktu perjalanan ke zona evakuasi atau infrastruktur evakuasi sangat penting. Pada tahun 2006, gempa Bumi berkekuatan 6,8 Skala Richter melanda pulau Jawa tepatnya pada 17 Juli 2006, pukul 15.19 WIB. Pusat gempa berada di Samudra Hindia lepas pantai Jawa Barat, berjarak sekitar 225 Km Barat Daya Kabupaten Pangandaran. Gempa bumi ini menyebabkan tsunami setinggi 5-meter yang menghancurkan rumah di pesisir selatan Jawa, menewaskan setidaknya 668 jiwa.
Oleh karena itu, Kelompok Keilmuan Fisika Instrumentasi dan Komputasi (FIK) Institut Teknologi Bandung (ITB) mengadakan kegiatan berjudul Edukasi Mitigasi Bencana Tsunami di Pantai Pangandaran pada tanggal 23 Agustus 2025 lalu di Gedung Serba Guna Desa Wonoharjo, Kabupaten Pangandaran sebagai bentuk kegiatan pengabdian masyarakat. Bentuk edukasi ini berupa pemberian materi mengenai pengertian bencana tsunami, dampak yang ditimbulkan dari bencana tsunami, hingga upaya dalam melakukan mitigasi bencana tsunami. Kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan dan meningkatkan kapasitas masyarakat terhadap mitigasi tsunami serta cara menanggulanginya jika tsunami terjadi.
Kegiatan edukasi ini diisi dengan pemberian materi oleh seluruh anggota Kelompok Keilmuan yaitu Prof. Suprijadi, Prof. Mitra Djamal, Prof. Muhammad Miftahul Munir, Dr. Maman Budiman, Dr. Nina Siti Aminah, Dr. Maria Evita, Dr. Irfan Dwi Aditya, dan Dr. Fahdzi Muttaqien juga satu orang laboran bernama Tri Untoro, M.T. dan tiga orang mahasiswa di Kelompok Keilmuan tersebut yang bernama Farid Ilhan, Samuel Obadiah, dan Agrilia Gracia. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 30 peserta, yang merupakan perwakilan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Pangandaran, perangkat desa, Linmas, serta masyarakat sekitar dari tiga desa yaitu Desa Pangandaran, Desa Pananjung, dan Desa Wonoharjo.
Pembuatan dan Instalasi Instrumen Monitoring Ketinggian Air Laut untuk Peringatan Dini Tsunami di Kabupaten Pangandaran
Salah satu materi yang diberikan pada kegiatan tersebut adalah instrumen monitoring ketinggian air laut yang dapat digunakan sebagai peringatan dini tsunami. Alat pemantauan ketinggian air laut yang dikembangkan oleh Kelompok Keahlian Fisika FIK dengan diketuai Dr. Irfan Dwi ini merupakan inovasi sederhana namun efektif untuk mendeteksi potensi tsunami secara dini, terinspirasi dari model deteksi tsunami berbasis pengukuran level laut dalam penelitian Alessandro Annunziato tahun 2022. Menggunakan perangkat keras seperti ESP 32 yang terjangkau dan receiver yang terhubung via kabel USB ke PC Windows, alat ini memantau perubahan level air laut secara real-time melalui sensor yang dipasang di wilayah pesisir, menampilkan data dalam bentuk grafik kurva terkini dan historis pada antarmuka pengguna (user interface) yang mudah dioperasikan. Saat kondisi normal maka antarmuka pada layar PC akan menunjukkan status "AMAN" serta tingkat peringatan 0, sistem ini memastikan tidak ada anomali. Namun, algoritma cerdasnya—yang membandingkan prakiraan jangka pendek dan panjang level air sesuai panduan penggunaan—akan mendeteksi gelombang tidak normal, seperti yang disebabkan oleh gempa, longsor, atau letusan gunung berapi, sehingga mengirimkan peringatan untuk memungkinkan evakuasi cepat.
Dengan biaya produksi rendah dan panduan penggunaan yang jelas dari ITB, termasuk langkah operasi yang sederhana untuk memulai pemantauan, alat ini dirancang untuk diterapkan di desa-desa pesisir Indonesia guna mengatasi keterlambatan informasi pada tsunami dari sumber non-gempa. Fitur tambahannya, seperti perekaman data otomatis ke file .txt, menjadikannya alat pendukung bagi petugas BMKG atau masyarakat setempat. Sistem bertujuan untuk membedakan ombak biasa dari ancaman nyata, sehingga meningkatkan keselamatan jiwa dan mengurangi risiko bencana. Inovasi ini tidak hanya memperkuat sistem peringatan dini nasional, tetapi juga mendorong partisipasi komunitas dalam pemantauan lingkungan, membuka peluang integrasi dengan aplikasi cuaca atau sirene desa di masa depan.
Penentuan Jalur Evakuasi Tsunami di Pantai Pangandaran dengan Metode Dijkstra, Modified Dijkstra dan Ant Colony Optimization
Materi lain yang diberikan pada kegiatan tersebut adalah penentuan jalur evakuasi tsunami di Pantai Pangandaran dengan metode Dijkstra, Modified Dijkstra dan Ant Colony Optimization (ACO) yang dapat digunakan sebagai mitigasi tsunami. Penentuan jalur evakuasi tsunami di Pantai Pangandaran dikembangkan oleh Kelompok Keahlian Fisika FIK dengan diketuai Dr. Nina Siti Aminah, Prof. Mitra Djamal dan tiga orang mahasiswanya dengan dibiayai oleh Hibah Kompetitif Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.
Penelitian dilakukan dengan pengamatan langsung ke Pantai Pangandaran untuk mengamati parameter yang dibutuhkan untuk ketiga metode tersebut, seperti jarak, kondisi jalan, lebar jalan, kemiringan jalan, dan kepadatan jalan. Parameter tersebut kemudian diolah sesuai dengan metode yang digunakan. Algoritma Djikstra hanya menggunakan parameter jarak, Modified Dijkstra menambahkan parameter kondisi jalan, lebar jalan, dan kepadatan jalan dalam pengolahannya. Sementara metode ACO menggunkan kondisi jalan dan kemiringan jalan sebagai parameter. Selain itu, juga dilakukan wawancara dengan ketiga Kepala Desa yang daerahnya digunakan sebagai lokasi penelitian. Selain untuk persetujuan otoritas setempat, hal ini perlu dilakukan untuk mengidentifikasi sumber data administratif (data kependudukan) dan memahami kondisi sosial-ekonomi serta infrastruktur daerah tersebut.
Perhitungan kapasitas zona evakuasi dan keramaian pada saat hari libur besar, yaitu tahun baru 1 Januari 2025 juga turut dilakukan. Perhitungan data keramaian pada hari tersebut bertujuan untuk mendapatkan gambaran skenario terburuk ketika bencana tsunami terjadi bersamaan dengan meningkatnya pengunjung di pantai. Dengan demikian, rute yang dihasilkan nantinya lebih optimal. Perhitungan data keramaian ini dilakukan dengan menggunakan Jacob’s Method.
Pada kegiatan ini dipaparkan jalur evakuasi yang diperoleh menggunakan Algoritma Dijkstra, Modified Dijkstra, dan ACO serta saran untuk letak zona evakuasi baru agar dapat menampung keramaian di beberapa node. Informasi jalur evakuasi dapat diakses melalui poster yang dipasang pada beberapa tempat strategis di Kabupaten Pangandaran. Informasi jalur evakuasi ini juga dapat diakses melalui video yang telah diunggah ke akun youtube. Sebelumnya jalur evakuasi yang diperoleh menggunakan Algoritma Dijkstra, Modified Dijkstra, dan ACO serta saran untuk letak zona evakuasi baru ini juga telah dipaparkan di hadapan Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, Edy Heriyadi pada Selasa, 12 Agustus 2025.