ITB dan Litara Bergerak Atasi Krisis Literasi Anak SD di Pelosok Negeri

Musi Banyuasin – Bayangkan jika anak-anak di pelosok negeri kesulitan membaca atau berhitung, bukan karena malas, tapi karena fasilitas terbatas dan metode belajar yang kurang menarik. Situasi inilah yang tengah dihadapi ribuan siswa sekolah dasar di Indonesia, terutama pasca-pandemi COVID-19. Fenomena yang disebut literacy loss atau penurunan kemampuan literasi ini menjadi perhatian serius.

Krisis Membaca dan Berhitung yang Mengkhawatirkan

Sejak dihapusnya Ujian Nasional, Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) menjadi tolok ukur penting kemampuan literasi membaca dan numerasi (berhitung) siswa. Namun, data menunjukkan kondisi yang memprihatinkan. Ketua Satgas Gerakan Literasi Sekolah Kemendikbudristek, Sofie Dewayani, Ph.D. , mengungkapkan bahwa kecakapan membaca anak-anak SD menurun drastis akibat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi.

Kendala ini semakin terasa di daerah-daerah seperti Kecamatan Sungai Keruh dan Jirak Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Jaringan internet yang sulit dan listrik yang sering padam menjadi tantangan besar bagi guru dan siswa. "Bukan hanya internet yang menjadi kendala, pemadaman listrik bergilir pun menjadi penghambat keberlangsungan pembelajaran," ungkap Untari Gunta Pertiwi, M.Pd., Dosen KK Literasi, Media, dan Budaya ITB.

ITB Turun Tangan dengan Inovasi Berbasis Budaya dan Permainan

Melihat kondisi ini, Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Yayasan Litara bergerak cepat melalui program pengabdian masyarakat. Mereka tidak hanya fokus pada teknologi, tetapi juga memanfaatkan kearifan lokal. Apa saja solusinya?

  1. Belajar Lewat Kisah Kebun Karet! Alih-alih buku teks yang membosankan, guru-guru dilatih untuk mendesain AKM berbasis budaya lokal. Contohnya, di Musi Banyuasin, anak-anak akrab dengan kebun karet. "Stimulasi literasi membaca bisa menggunakan kisah-kisah yang terjadi di kebun karet. Literasi numerasi pun bisa menggunakan situasi yang memerlukan solusi di kebun karet," jelas Ibu Sri, salah satu guru peserta pelatihan. Pendekatan ini tidak hanya menumbuhkan minat belajar, tapi juga kecintaan pada identitas daerah mereka.
  2. Read Aloud: Membaca Nyaring yang Menyenangkan Untari Gunta Pertiwi, M.Pd. dari FSRD ITB juga melatih guru teknik read aloud atau membaca nyaring yang interaktif. Dengan membiasakan read aloud di "Pojok Baca" kelas, minat baca siswa diharapkan meningkat. Guru bisa menyiapkan pertanyaan pemicu agar anak-anak berpikir kritis saat mendengarkan cerita. Sebagai pemantik, buku-buku bacaan menarik dari Yayasan Litara yang mengangkat kearifan lokal pun disalurkan.

"Melalui pembiasaan read aloud di Pojok Baca yang ada di kelas, minat baca siswa akan meningkat," ujar Untari.

  1. Game Edukasi untuk Matematika yang Asyik! Stigma matematika itu sulit coba dipatahkan oleh Dr. Elvira Kusniyanti, S.Si., M.Si., Dosen FMIPA ITB. Ia mendorong guru untuk menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, melibatkan siswa secara fisik. "Game edukasi merupakan salah satu solusi untuk membuat pembelajaran matematika menjadi menyenangkan," tegas Dr. Elvira Kusniyanti, S.Si., M.Si.. Matematika bukan hanya berhitung, tapi juga melatih logika, nalar, dan pemecahan masalah yang krusial untuk keterampilan abad ke-21.

"Kemampuan problem identification, formulation, and solution, dan berpikir kritis dapat ditumbuhkan serta dikembangkan melalui literasi matematika-numerasi," tambah Dr. Elvira Kusniyanti, S.Si., M.Si..

Kolaborasi Kunci Mengatasi Literacy Loss

Program ini membuktikan bahwa masalah literasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga perguruan tinggi, NGO, dan seluruh elemen masyarakat. Sinergi antara ITB dan Yayasan Litara menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi dapat menghasilkan riset dan kebijakan yang lebih efektif.

Diharapkan, upaya ini dapat menaikkan tingkat literasi Indonesia ke level yang lebih baik, setara dengan negara maju lainnya, dan memastikan tidak ada lagi anak Indonesia yang tertinggal dalam membaca dan berhitung!

#ITB #LiterasiIndonesia #InovasiPendidikan #SDG4 #QualityEducation #SDG17

SDGs : #SDG4 #SDG17

154

views

16 September 2025