Langit Bercerita: ITB dan Warga Kupang Hidupkan Kembali Pengetahuan Astronomi Tradisional

Kab. Kupang, NTT – Suasana hangat terasa di Kantor Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang, pada 12–13 September 2025. Puluhan pelajar SD, SMP, SMA, guru, pemuda, dan warga berkumpul dalam sebuah lokakarya bertajuk “Langit Bercerita: Tutur Pengetahuan Astronomi Tradisional”. Kegiatan ini diinisiasi oleh tim Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan dukungan pemerintah daerah setempat.

Lokakarya dua hari ini menghadirkan pengalaman berbeda: anak-anak dan warga diajak untuk menghidupkan kembali cerita-cerita tentang bintang, bulan, dan langit malam yang diwariskan leluhur. “Langit tidak hanya dilihat lewat teleskop, tapi juga lewat kisah-kisah yang membentuk kehidupan sehari-hari masyarakat,” jelas Dr. Anton Timur Jaelani, S.Si., M.Si., selaku Ketua Tim Pengabdian Masyarakat ITB.

Pada hari pertama lokakarya, peserta dibagi ke dalam kelompok kecil. Mereka menggali pengetahuan astronomi tradisional dari tetua adat di beberapa desa, lalu menuangkannya ke dalam bentuk gambar dan cerita pendek. Diskusi berlangsung hangat, penuh tawa, bahkan sesekali diselingi kisah masa kecil tentang bagaimana nenek moyang membaca tanda langit untuk menentukan waktu tanam, berburu, dan memanen madu hutan. Hari kedua menjadi puncak acara berupa pameran mini hasil tutur. Setiap kelompok memajang cerita yang mereka susun di ruang kantor kecamatan. Warga yang hadir tampak antusias melihat karya anak-anak, yang menampilkan kisah bintang penunjuk arah hingga legenda langit yang dipercaya membawa pesan moral.

Marsyoner Prayudin Bureni, selaku Camat Amfoang Tengah, juga menyampaikan apresiasinya: “Kami bersyukur sekali dengan adanya pengabdian masyarakat ini, di mana tim Institut Teknologi Bandung berkolaborasi dengan Universitas Nusa Cendana langsung turun bertemu dengan titik sasaran mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, hingga tokoh masyarakat. Kegiatan ini membuka peluang pengembangan Pusat Etnoastronomi di Amfoang Tengah, terutama dengan adanya Observatorium Nasional Timau. Materi yang disampaikan luar biasa, menghubungkan tutur budaya dengan ilmu teknologi. Harapan kami, kolaborasi ini terus berjalan, salah satunya melalui pembentukan perpustakaan di kantor kecamatan serta pengembangan website desa dan kecamatan agar program-program bisa terpublikasi dan mendukung era Observatorium Nasional.”

Program ini merupakan tindak lanjut dari rencana besar ITB untuk menjadikan Observatorium Nasional Timau bukan hanya pusat riset astronomi modern, tetapi juga ruang yang merangkul masyarakat. Proposal awalnya merencanakan pengembangan Knowledge Hub sebagai pusat komunikasi antara peneliti dan warga. Namun, di lapangan, kegiatan dimulai dengan lokakarya sederhana dan partisipatif agar masyarakat merasa menjadi bagian dari perjalanan ilmu pengetahuan. Tim ITB juga berkesempatan memotivasi para siswa SMA Negeri 1 Amfoang Tengah yang tengah mengikuti Perkemahan Jumat, Sabtu, dan Minggu, untuk mengenal dan memahami ilmu Astronomi serta keterkaitannya dengan pengetahuan kearifan lokal di bawah indahnya langit malam Amfoang Tengah.

Selain melestarikan kearifan lokal, kegiatan ini juga membuka ruang dialog antara warga dan peneliti. Dokumentasi cerita-cerita langit dari lokakarya akan diarsipkan, menjadi bagian dari identitas budaya Amfoang sekaligus materi pendukung edukasi sains di Obnas Timau. Tim ITB berencana melanjutkan program ini dengan kolaborasi lanjutan, sehingga hubungan masyarakat dengan dunia sains bisa terus terjalin. “Ini baru awal dari sebuah perjalanan panjang. Harapan kami, warga bukan sekadar menjadi penonton di balik gerbang observatorium, melainkan ikut berperan aktif dalam mengembangkan ilmu pengetahuan sekaligus pariwisata berbasis budaya di Timau,” tegas Dr. Anton Timur Jaelani, S.Si., M.Si.

Adapun tim lintas disiplin yang terlibat dalam Pengabdian Masyarakat Skema Top-Down ini antara lain Dr. Anton Timur Jaelani, S.Si., M.Si. (Ketua Tim/Dosen Astronomi); Prananda Luffiansyah Malasan, S.Ds., M.Ds., Ph.D. (Dosen Desain Produk); R. Raditya Ardianto Taepoer, S.Ds., M.Ds., Ph.D. (Dosen Desain Produk); Dr. Grandprix Thomryes Marth Kadja, M.Si. (Dosen Kimia); Angelica Maureen Elti (Mahasiswa Tugas Akhir Desain Produk); serta Bernadin Mascha Yuwono (Mahasiswa Desain Produk); dari Mitra: Chornelis Julestan Be'E Anin, M.Si. (Dosen Pendidikan Geografi UNDANA); dan Jehunias leonidas Tanesib, M.Sc. (Dosen Fisika UNDANA).

SDGs : #SDG4 #SDG11 #SDG17

63

views

23 October 2025