Penulis:
Dr. Eng. Mirzam Abdurrachman, S.T., M.T.
Program Studi Teknik Geologi/Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan
“Kita hidup di sebuah pulau yang dikelilingi oleh lautan ketidaktahuan. Seiring bertambahnya pulau pengetahuan kita, bertambah pula pantai ketidaktahuan kita"
John Archibald Wheeler
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 buah yang terserak di sepanjang garis katulistiwa. Dengan jumlah pulau sebesar itu, Indonesia sangat potensial memanfaatkan pulau-pulau tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu kawasan yang memiliki pulau-pulau kecil dengan potensi sumber daya alam besar adalah kawasan Kepulauan Misool di Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat Daya.
Dalam rangka berkontribusi terhadap pembangunan pulau-pulau kecil, Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat dan Layanan Kepakaran (DPMK) bersama Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan Institut Teknologi Bandung (ITB) menginisiasi pengembangan Desa Geowisata di Kawasan Pulau Misool dengan pendekatan berbasis potensi geologi yang dipadukan dengan pariwisata. Kegiatan ini dilakukan di Kawasan Misool yang juga menjadi bagian dari Unesco Global Geopark (UGG) Geopark Raja Ampat. Pertimbangan pemilihan Kepulauan Misool karena kawasan ini memiliki nilai keanekaragaman geologi tinggi dan pulau-pulau kecil yang berjumlah sangat banyak. Selain itu, potensi pariwisata dan pemberdayaan masyarakat yang masih sangat terbuka menjadi pertimbangan lainnya.
Sebagai pilot projek pelaksanaan pengembangan Desa Geowisata Usaha Jaya berbasis pemberdayaan masyarakat maka dipilih Desa Usaha Jaya yang berada di Distrik Misool Timur.
Misool, Raja Ampat
Raja Ampat merupakan destinasi pariwisata yang berkembang sangat pesat dan dikenal sebagai surga bagi pencinta alam bawah laut dan pencinta lanskap pulau karst yang khas. Kekayaan dan keindahan biota bawah laut kawasan ini bahkan disebut-sebut sebagai yang terindah dan terlengkap di dunia karena berada di segitiga terumbu karang dunia. Selain itu sebagai Unesco Global Geopark (UGG), kawasan ini telah menjadi bagian dari jaringan geopark dunia dan semakin dikenal oleh masyarakat internasional. Dengan taglinenya sebagai Zambrud Karst Katulistiwa, Geopark Raja Ampat menjelma menjadi destinasi pariwisata yang menurut data BPS telah menarik lebih dari 33.000 wisatawan pada tahun 2024. Data ini menarik karena dari jumlah wisatawan tersebut, 75% diantaranya merupakan wisatawan mancanegara dan hanya 25% diantaranya wisatawan nusantara. Artinya kawasan ini telah menjadi destinasi pariwisata yang menjadi tujuan wisatawan mancanegara. Jumlah wisatawan sebesar ini merupakan prestasi yang sangat membanggakan karena letak kawasan ini yang jauh, dengan medan yang sulit, serta mahalnya biaya.Hal ini menunjukan bahwa wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat merupakan wisatawan dengan karaktersitik minat khusus dan memiliki tingkat kemampuan membayar tinggi atau wisatawan berkualitas.
Saat ini Raja Ampat dikenal sebagai destinasi pariwisata eksklusif dengan aksesibilitas dan juga biaya perjalanan yang cukup mahal. Disatu sisi hal ini menjadi keuntungan karena wisatawan yang datang terseleksi dengan sendirinya. Namun demikian, aksesibilitas yang baik dan berkualitas tetap harus dikembangkan agar kawasan ini dapat berkembang secara berkelanjutan.
Kawasan Geopark Raja Ampat sejak tahun 2023 telah resmi menjadi Unesco Global Geopark (UGG). Oleh karena itu perlu upaya bersama dari seluruh pemangku kepentingan pariwisata di Raja Ampat untuk menyambut status UGG sekaligus sebagai destinasi pariwisata agar memberikan dampak optimal bagi kawasan dan masyarakat yang ada di dalamnya. Gepark Raja Ampat sendiri terdiri dari sekitar 2.000 pulau dengan empat pulau besar utama yaitu Waigeo, Batanta, Salawati, dan Misool, serta ribuan pulau kecil lainnya.
Misool merupakan satu dari empat pulau besar yang ada di Kawasan Raja Ampat yang dapat dijangkau dari Pelabuhan Kota Sorong dengan menggunakan kapal laut selama kurang lebih 7-8 jam perjalanan laut. Saat ini perjalanan Sorong ke Misool atau sebaliknya menggunakan kapal penumpang terjadwal satu kali dalam seminggu yaitu Selasa Sorong-Misool dan hari Jum’at rute sebaliknya. Sementara kapal tol laut beroperasi sepuluh hari sekali pulang-pergi. Jalur rute ini juga menjadi jembatan bagi masyarakat untuk mengangkut hasil tangkapan ikan dan hasil bumi lainnya ke Sorong. Sementara berbagai kebutuhan pokok warga Misool juga diangkut melalui kapal di jalur rute ini dari Pelabuhan Sorong. Keterbatasan aksesibilitas menuju kawasan ini seringkali memaksa wisatawan untuk menggunakan jasa kapal sewaan dari Sorong atau Waisai.
Desa Usaha Jaya merupakan salah satu desa yang berada di Pulau Misool yang memiliki sejumlah geosite atau daya tarik wisata berbasis geologi. Geosite di desa ini memiliki keunikan atau kekhasan geologi tersendiri yang tidak dimiliki daerah lain. Sebagian besar geosite tersebut berada di pulau-pulau kecil yang tersebar di seluruh Kawasan Desa Usaha Jaya. Namun demikian ada juga beberapa titik tinggalan sejarah berupa lukisan tangan manusia prasejarah dan juga tinggalan yang terkait dengan penyebaran Islam di Misool yang juga menarik untuk dikunjungi.
Beberapa geosite yang menjadi bagian dari Geopark Raja Ampat yang ada di kawasan ini diantaranya adalah Makam Gua Keramat Tippale, Puncak Harfat/Karst Dapuniol, Puncak Dafalen, Danau Ubur-ubur Lenmakana, dan Tebing Sunmalelen (lukisan tangan). Selain itu ada juga daya tarik wisata lainnya yaitu Gua Bergambar Tangan, Gua Putri Termenung, Wisata Naminol, Batu Pecah, Ballbulol, Kolam Cinta Dafalen, dan Pulau Banos. Dari banyaknya daya tarik wisata di kawasan ini sebagian besar didominasi oleh fenomena geologi berupa Karst baik yang berbentuk bukit, tebing, gua dan juga pulau kecil. Namun demikian potensi day aatarik wisata budaya dan sejarah juga sangat potensial dikembangkan di desa ini.
Daya Tarik Wisata Kawasan
Meski letak permukiman penduduknya berada di daratan Pulau Misool, namun Desa Usaha Jaya memiliki ratusan pulau karst yang sangat potensial sebagai daya tarik wisata. Potensi pengembangan pariwisata di Desa usaha Jaya secara umum paling tidak terdiri dari empat jenis.
Pertama, potensi budaya masyarakat asli penduduk Desa Usaha Jaya yang merupakan suku Matbat. Suku ini merupakan penduduk asli Misool yang telah mendiami kawasan ini sejak lama. Budaya dan juga cara hidup masyarakat Suku Matbat yang juga menjadi penduduk Desa Usaha Jaya dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata terutama terkait dengan seni, budaya dan juga pola hidup keseharian masyarakatnya. Suku Matbat yang mendiami Desa Usaha Jaya saat ini didominasi oleh Marga Macap yang merupakan bagian dari suku Matbat yang beragama Islam.
Kedua,Pulau-pulau Karst yang tersebar di seluruh kawasan. Pulau-pulau Karst kecil ini menyimpan potensi berupa bentukan batuan dan lanskap indah khas kepulauan karst yang sangat instagramable dan menarik bagi wisatawan. Salah satu puncaknya yaitu Puncak Harfat menjadi titik tertinggi kawasan dan menjadi titik favorit wisatawan untuk mendaki meniti ratusan tangga. Warga desa mengenal kawasan ini sebagai tangga seribu. Selain itu di kawasan ini juga banyak terdapat gua-gua dengan beragam ukuran dan keunikannya. Beberapa gua yang ada bahkan teridentifkasi sebagai tempat hidup manusia prasejarah dengan ditemukannya tengkorak manusia dan sisa-sisa cangkang kerang.
Keunikan lain yang banyak terdapat di antara pulau-pulau karst yang ada di Desa Usaha Jaya adalah keberadaan danau ubur-ubur dengan jenisnya yang sudah tidak menyengat. Sementara itu, keberadaan gambar cap tangan di beberapa dinding tebing juga sangat menarik sebagai daya tarik wisata. Terlebih lokasinya yang ada di luar dinding dan dapat dilihat langsung dari perahu menciptakan pengalaman unik bagi pengunjung.
Ketiga, sebagai bagian dari kawasan segitiga terumbu karang dunia, kawasan Desa usaha Jaya memiliki kekayaan bawah laut yang sangat berlimpah. Di kawasan ini setidaknya terdapat enam belas titik menyelam yang sudah bernama dan puluhan lainnya. Titik-titik menyelam ini hampir sepanjang tahun dapat dikunjungi oleh wisatawan. Titik menyelam di kawasan Desa usaha Jaya merupakan yang paling banyak dibandingkan dengan titik menyelam di tempat lain di Kawasan Pulau Misool dan sekitarnya. Keunggulan ini harus dimanfaatkan oleh Desa Usaha Jaya sebagai salah satu produk unggulan dalam pengembangan Desa Geowisata Usaha Jaya.
Keempat, potensi daya tarik wisata daratan Desa usaha Jaya yang belum digali. Meski demikian hasil wawancara dengan warga menyebutkan bahwa potensi ekologi di daratan Misool sangat besar. Sebut saja potensi tersebut adalah wisata pengamatan hewan dan burung. Selain itu, potensi bukit-bukit karst dan jgua hutan dengan segala keanekaraman hayatinya juga belum tergali. Kedepan perlu upaya serius dan berkelanjutan untuk melakukan identifikasi berbagai potensi daya tarik wisata yang dapat dikembangkan di daratan Misool agar dapat menjadi bagian dari produk pariwisata yang dapat ditawarkan kepada wisatawan.
Peran Serta Masyarakat
Masyarakat Desa Usaha Jaya sebagian besar merupakan nelayan yang menggantungkan hidupnya kepada laut. Keterikatan mereka terhadap laut menciptakan budaya dan juga pola hidup yang khas masyarakat pesisir dan pulau kecil. Sementara itu, potensi masyarakat yang dapat didorong untuk bekerjasama dalam mengembangkan desa geowisata di Desa Usaha Jaya adalah Kelompok Sadar Lingkungan (Pokdarling). Adanya Pokdarling dapat didorong untuk menjalankan multi peran sebagai pengelola Desa Geowisata Usaha Jaya. Optimalisasi lembaga yang sudah ada dapat lebih efisien dan mengurangi potensi konflik kepentingan di tingkat akar rumput dan optimalisasi sumber daya manusia yang ada.
Pemerintah Desa Usaha Jaya memberikan dukungan dalam pengembangan Desa Geowisata Usaha Jaya baik materil maupun moril. Beberapa kebijakan desa diantaranya adalah alokasi dana desa (DD) dan juga anggaran dana desa (ADD) dalm mendukung kegiatan pengembangan Desa Geowisata Usaha Jaya. Selain itu, desa juga dapat memperkuat perannya sebagai jembatan bagi pengelola Desa Geowisata Usaha Jaya untuk dapat terhubung dengan Pemerintah Kabupaten, Provinsi maupun Pusat, pihak swasta, organisasi non pemerintah, dna perguruan tinggi.
Peran ibu-ibu juga dapat dioptimalkan dengan mendorong pengembangan panganan dan kuliner lokal sebagai makanan langsung maupun cenderamata bagi wisatawan yang datang berkunjung. Untuk itu pendampingan pengelohan produk kuliner lokal agar memiliki standar P-IRT serta Halal harus dilakukan agar produk yang dihasilkan dapat diterima oleh wisatawan secara luas. Selanjutnya, pengembangan homestay menjadi salah satu agenda untuk meningkatkan peran serta dan penerimaan manfaat bagi masyarakat desa. Oleh karena itu perlu upaya mengedukasi masyarakat mengenai peluang pengembangan rumah-rumah penduduk sebagai homestay yang dapat mendatangkan nilai ekonomi bagi pemiliknya
Sasaran untuk mendorong peran serta masyarakat dalam pengembangan Desa Geowisata Usaha Jaya yaitu dalam hal pertama, terlibat aktif menjadi pengelola desa wisata yang menggerakan konsep desa geowisata agar dapat bernilai ekonomis dan pada akhirnya dapat berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. kedua, mendukung pengembangan Desa Geowisata Usaha Jaya melalui dukungan kebijakan tingkat desa sehingga Desa Wisata Usaha Jaya dapat berkembang dengan baik. Ketiga, menjalin jejaring dengan berbagai pihak untuk meningkatkan daya tawar Desa Geowisata Usaha Jaya dalam pengelolaan berbagai sumber daya wisata yang ada di kawasan. Keempat, menjalin komunikasi dengan pemerintah untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi dalam pengembangan pariwisata di kawasan Desa Usaha Jaya.
Branding Desa Geowisata Usaha Jaya (Kafopojey)
Desa Geowisata merupakan konsep pembangunan desa wisata yang menjadikan fenomena geologi sebagai daya tarik wisata utama dengan didukung daya tarik wisata lainnya yang disajikan dalam struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.
Desa Usaha Jaya atau dikenal juga dengan Kampung Kafopojey memiliki potensi daya tarik wisata yang berlimpah, baik yang sudah teridentifikasi dan juga yang perlu upaya eksplorasi lebih jauh agar dapat diidentifikasi keunikan, keunggulan serta nilai pentingnya. Semakin banyak dan beragam daya tarik wisata yang dapat ditawarkan oleh Desa Geowisata Usaha Jaya maka akan memberikan pilihan kepada wisatawan yang datang berkunjung. Banyaknya daya tarik wisata yang ditawarkan pada gilirannya tentu akan meningkatkan lama tinggal wisatawan dan juga tingkat pengeluaran wisatawan yang diharapkan dapat menetes kepada masyarakat sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Hal ini penting karena pembangunan tanpa memberikan manfaat terhadap masyarakat hanya akan meninggalkan kecemburaun dan juga ketidakpuasan yang dikhawatirkan mendorong masyarakat menjadi apatis terhadap upaya pengembangan pariwisata.
Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan Desa Geowisata Usaha Jaya yang utama adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai potensi pengembangan geowisata di Desa Usaha Jaya sebagai salah satu sumber ekonomi di masa depan. Sifat pariwisata yang abstrak nilainya dibandingkan dengan ikan yang sehari-hari masyarakat kail nyaris tanpa batas di lautan luas, dapat mengecilkan nilai pariwisata di mata masyarakat. Oleh karena itu, perlu upaya serius yang dilakukan secara terus menerus untuk mengedukasi masyarakat mengenai nilai penting pariwisata bagi desa ini.
Pengembangan Desa Geowisata Usaha Jaya bukan pekerjaan sederhana dan ringan. Namun kerja keras dan kesabaran yang dilakukan bersama-sama oleh seluruh pihak diharapkan dapat mengantarkan Desa Geowisata Usaha Jaya dalam jalur menuju keberhasilan pengelolaan yang berkelanjutan. Lebih jauh semoga pengembangan Desa Geowisata Usaha Jaya dapat menghasilkan desa yang mandiri, tangguh dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Sehingga kedepan, Desa Geowisata Usaha Jaya dapat menjadi rujukan dalam pengembangan desa-desa geowisata lainnya di seluruh Indonesia.